Tentang Cerita, Perjuangan, dan Mimpi untuk UNDIPku
Antara Hidup dan
Mimpiku
Halo! Aku Inov. Nama panjangku Inovasita
Alifdini. Senang rasanya kamu membaca tulisanku J. Ya, saya adalah mahasiswi semester 7 di Departemen
Oseanografi FPIK Universitas Diponegoro. Saya berasal dari Bengkulu dan Jawa.
Kenapa ada dua ? Yup, jadi saya dari lahir sampai SMA, di Bengkulu, sementara
saya tidak ada keturunan Sumatra sedikitpun.haha. Saya keturunan Jawa :D. Tahun
ini, alhamdulillah saya diamanahi untuk menjadi Mahasiswa Berprestasi 1 FPIK
UNDIP. Mau dikata senang, ya alhamdulillah, ini adalah amanah dari Allah swt.
yang harus saya jalankan sebaik-baiknya. Saya ingin selalu bisa memberikan
manfaat positif bagi orang lain.
Saya anak pertama dari 4 bersaudara.
Sebagai seorang kakak, saya ingin terus menjadi panutan yang baik untuk
adik-adik saya J.
Saya sangat bahagia karena memiliki orang tua yang selalu mensupport saya. Saya
selalu ingat kata-kata dari orang tua saya yaitu “Mau jadi apapun kamu, bidang
apapun yang kamu jalani, maka teruslah tekun dalam hal itu. Jadilah seorang expert”.
Perjuanganku dalam meraih prestasi
tidaklah mudah. Semua hal itu, butuh perjuangan. Misalnya saja, dulu semenjak
SD aku punya mimpi untuk bisa mewakili Provinsi Bengkulu dalam Olimpiade Sains
Nasional (OSN). Tapi, saat SD aku hanya lulus sampai tingkat Provinsi. SMP, aku
sudah gagal di tingkat kota. Setelah saya lulus dari SMP, alhamdulillah saya
diberikan kesempatan untuk bisa melanjutkan pendidikan di SMA terfavorit di
Bengkulu. Sistem di SMA saya, mengharuskan yang ingin ikut OSN, harus dibina
terlebih dahulu. Sebelum dibina, ada seleksi untuk ikut masuk dalam pembinaan.
Akhirnya waktu itu, saya memilih ikut seleksi matematika. Tapi apalah daya saya
dibandingkan siswa-siswa lain yang jauh lebih pintar. Yup, saya gagal dalam
seleksi tersebut. Saya sangat sedih ketika itu, karena satu-satunya jalan saya
untuk meraih mimpi itu sudah pupus. Saya sempat mengubur mimpi itu dalam-dalam.
Satu tahun kemudian, seleksi itu dibuka lagi, tetapi ya hanya untuk adik kelas
saja. Beberapa bulan kemudian, ada seorang adik kelas (yang juga teman saya)
mengajak join untuk ikut pembinaan OSN Fisika. “What the????” Saya sangat kaget
dan terharu ketika itu. Ya adik kelas saya tersebut mengajak saya atas pesan
dari guru OSN Fisika yang juga merangkap Matematika, Bapak Eddy Hermanto.
Beliau mengajak saya karena siswa-siswa banyak yang tidak serius dan akhirnya
menghilang. Tentunya, tawaran tersebut saya terima. Meskipun saya dulu lebih
suka matematika, tapi yaa gapapalah Fisika (ga beda jauh haha). Lalu, pembinaan
itu, saya tekuni secara serius. Ya, keseriusan dan semangat saya itu, saya camkan
dalam-dalam. Akhirnya, Allah swt. mengabulkan permohonan saya ketika itu. Saya
berhasil mengalahkan ribuan siswa-siswa se-Provinsi Bengkulu, dan meraih Juara
1 OSN Fisika SMA tingkat Provinsi Bengkulu (mewakili Bengkulu di tingkat
nasional). Alhamdulillah…
Perjuangan hidupku masih berlanjut,
khususnya saat memasuki perguruan tinggi. Ya, saya memilih Oseanografi sebagai
pilihan. Awalnya, Oseanografi bukan satu-satunya pilihan saya. Tetapi, Allah
swt.seperti menunjukkan jalan bahwa inilah jurusan yang terbaik untuk saya.
Dalam menjalani perkuliahan, saya selalu ingat pesan orang tua saya “Mau jadi
apapun kamu, bidang apapun yang kamu jalani, maka teruslah tekun dalam hal itu.
Jadilah seorang expert”. Akhirnya,
saya mulai menyusun rencana hidup. Hidup itu butuh strategi, Right??? Semester 1 saya gunakan untuk fokus
di kuliah, karena menurut saya, semester satu merupakan langkah awal kita ke
depannya dalam perkuliahan. Kalau nilai kita sudah bagus, maka ke depannya kita
akan terus bersemangat untuk maju. Maka, semester 1 belum saya gunakan untuk
ikut lomba-lomba maupun organisasi. Alhamdulillah IP saya sangat memuaskan
ketika itu.
Saya mulai menapaki semester 2. Saya
sempat bingung, dalam bidang apa saya bisa berprestasi? Saat masa kuliah, saya
perhatikan lomba-lomba yang diadakan banyak yang berupa Karya Tulis, PKM,
maupun debate. Mau debate? Ah, Bahasa inggris saya masih
kurang baik, dan pun saya tidak pandai berdebat. PKM?? Karya tulis??? Saya
kurang suka bidang itu. Saya lebih suka lomba seperti Olimpiade atau cerdas
cermat (manaa adaa cerdas cermat pas kuliah wkwkwk). Lalu, olimpiade. Saya
melihat bahwa jika saya ikut, saya mungkin akan kalah dengan anak FSM, daannn
benar sekali bung! Saya ikut beberapa kali dan GAGAL haha. Lalu, saya melihat
dan menilai peluang, sepertinya PKM dan Karya Tulis merupakan lomba yang sangat
menjanjikan. Apalagi saat itu di masanya gencar-gencar “Indonesia Negara
Maritim”, tentunya banyak lomba karya tulis yang bertema ini. Saya pikir, wah
ini cocok dengan bidang saya! Dan PKM, wah ini kayaknya bombastis banget di
UNDIP. Setelah saya mempelajari programnya, saya cukup tertarik. Akhirnya,
dimulailah perjuangan saya untuk membuat PKM-GT saat awal semester 2. Saat itu,
saya membuat konsep Ocean Maritime
Building, yang merupakan konsep pusat riset laut dan pariwisata di daerah
perbatasan Indonesia. Saya sudah cukup pede dengan ide saya ketika itu. Akan
tetapi, takdir berkata lain, jreng-jreng-jrenggggg……..Saya salah FORMAT!!haha.
Lalu, gagallah PKM-GT saya untuk menuju kemenangan wkwkwk
Saya sudah cukup tahu bahwa FORMAT
merupakan hal yang penting dalam sebuah karya tulis. Saya pikir, saya tidak
boleh menyerah. Masih banyak kesempatan lain J. Tiba-tiba, ada lomba karya tulis dari Teknik
Kelautan ITB. Temanya pun sesuai banget dengan karya tulis saya. Saya pun
submit, dan akhirnya dapat Juara 3, alhamdulillah :D
Dari sini saya menilai bahwa, “Jika kita
gagal di suatu hal, kita jangan mudah menyerah (kayak lagunya D Massive itu
lohh, Jangan Menyerah, Jangan Menyerah…wkwk). Ya, karena sesungguhnya Allah swt
telah mempersiapkan kemenangan yang lebih indah buat kita. Dia hanya ingin
melihat seberapa kuatkah hamba-Nya bertahan, berjuang, untuk menggapai mimpinya
J “
Perjuangan saya belum sampai di sini. PKM,
saya submit program baru (PKM Kewirausahaan), yaitu berupa donat mangrove
(DOJU), ada yang pernah beli?? Wkwkwk. Ya, akhirnya PKM saya Didanai DIKTI
(tapi belum sampai PIMNAS). Tapi saya cukup bersyukur, karena bisa merasakan
bagaimana rasanya jadi pengusaha.haha (meski IP saya sedikit turun ketika
semester 4 ini, saat sibuk jualan DOJU).
Selain itu, semester 4 saya juga pernah
menjadi delegasi Universitas Diponegoro dalam MTQ Mahasiswa Nasional dalam
bidang karya tulis ilmiah Al-Qur’an. Ya, sebenarnya saya gak sengaja ikut MTQ
ini, waktu itu diajakin senior di Rohis. Gak nyangka banget bisa mewakili
UNDIP. MTQ saat itu diselenggarakan di Universitas Indonesia sebagai tuan
rumah. Saya sangat senang bisa ikut MTQ. Selain menambah pengalaman di bidang
karya tulis, melalui kegiatan ini, saya bisa berkenalan dengan teman-teman dari
seluruh Universitas dari Sabang sampai Merauke (kayak lagu aja wkwkwk).
Oh iya, jadi saat semester 4, saya pernah
punya project paper dengan teman saya
di Oseanografi, Yochi Okta Andrawina. Jadi, ketika itu ada OKTI. OKTI adalah
konferensi ilmiah yang diadakan oleh PPI Perancis. Saat itu, Yochi mengajak 2
partner lain yaitu Kak Alfin Darari dari Fisika dan Kak Adrian Bela Widodo dari
Teknik Elektro. Rasanya ketika itu, saya ga ada apa-apanya mah dibanding mereka
yang udah punya project paper dan lomba hingga melalang buana di seluruh dunia
:D. Saya sangat senang bisa satu tim dengan mereka. Ternyata benar pesan dari
nenek moyang “Lingkungan akan sangat mempengaruhi kepribadian seseorang”.
Tentunya, sejak saat itu, kami terus-menerus membuat paper dan di submit ke
berbagai konferensi Internasional. Ada yang gagal, ada yang berhasil, dan ada
juga yang berhasil tapi ditolak Universitas wkwkw. Ya, semenjak ada yang
“Berhasil tapi ditolak Universitas”, saya banyak belajar, bahwa kalau kita
ingin memilih konferensi internasional di luar sana, jangan asal memilih.
Banyak sekali konferensi yang mengaku memiliki kredibilitas bagus (jurnal
El-Sevier, Scopus, dll), tapi pada kenyataannya tidak demikian. Maka semenjak
saat itu hingga sekarang, saya lebih memilih konferensi yang diselenggarakan
oleh Universitas. Oh iya, jadi dulu paper perdana kita berempat adalah tentang
Energi Panas Laut (OTEC), tapi saat di OKTI kami failed. Lalu, disubmit ke conference lain (ISIC UK) failed lagi. Lalu, terus memperbaiki
paper kami, hingga berhasil di accepted dalam
RECONSA (Regional Conference on Student
Activism) tahun 2015 lalu di Universitas Teknologi Petronas Malaysia.
Intinya adalah “Jangan berhenti berjuang, dan
belajarlah dari pengalaman” J
Kini, saya adalah mahasiswi semester akhir di UNDIP.
Insya Allah sebentar lagi lulus Aaamiin J
Sebagai seorang Oceanographer, Mimpi saya untuk Indonesia ke depannya adalah
Indonesia dapat menjadi negara maritim yang tangguh. Kita punya wilayah laut
yang luas dan potensi laut yang sangat luar biasa. Kita harus mensyukuri anugerah
ini dengan menjaga dan mengolah sumber daya laut secara arif dan bijaksana.
Menurut saya, agar mimpi ini benar-benar terwujud, Indonesia harus memperbaiki
diri dari SDM masing-masing. Selain itu, NIAT juga harus diperbaiki. Pemerintah
harus mampu menghargai permata-permata bangsa Indonesia. SDM Indonesia tidaklah
Bodoh. Terbukti, kita mampu menjadi juara dalam Olimpiade Sains Internasional,
mampu menjadi peneliti dunia. Tapi apa?? Mereka justru berkontribusi untuk
negara lain. Ini merupakan hal yang miris. Sekarang jangan salahkan mereka yang
lebih memilih untuk tinggal di luar, jika mereka saja tidak dihargai di negara
sendiri.
Oke, mimpi saya untuk Indonesia adalah perbaiki dari
individu masing-masing. Memang ini bukanlah hal yang mudah, tapi ini merupakan
kunci agar Indonesia bisa menjadi negara yang Adidaya.
Salam Penulis
Kak aku mau nanya nanya
BalasHapusAda email ga ka
BalasHapussaya resellernya doju!! hehe kangen dojumu nov XD
BalasHapusginaaaa. ku menunggumu untuk datang ke jepang (^^)(^^)
Hapussnow peak titanium - A.I.A.T. Labs
BalasHapussnow peak titanium - A.I.A.T. Labs is a small, yet best titanium flat iron robust titanium white dominus price ice crystal in the upper titanium vs steel layer of titanium hair dye the Ice-Canyon of El Yucateco, Mexico. titanium sunglasses