Tentang Impian, Perjuangan, hingga Kisah Meraih Mimpi dengan Beasiswa INPEX
Kali ini, aku ingin membagi pengalamanku mengenai
perjuanganku untuk bisa mendapatkan beasiswa S2 ke luar negeri. Yup, impian
ini, memang sudah ku rencanakan sejak aku menginjakkan bangku perkuliahan s1 di
semester 4. Saat itu, yang aku tau ada banyak kesempatan beasiswa s2 untuk anak
Indonesia yang ingin belajar ke luar negeri. Akan tetapi, problem ku adalah aku
merasa bahwa kemampuan Bahasa Inggrisku masih pas – pasan saat itu. FYI, untuk
jalan menuju ke sana, aku mulai prepare dengan mengikuti les TOEFL di salah
satu Lembaga kursus Bahasa Inggris di Semarang. Akan tetapi, saat itu, nilai
TOEFL akhir yang aku dapatkan hanya 300 an. Mulai dari sana, akhirnya aku
memutuskan untuk tidak les TOEFL lagi, sehingga aku berlatih soal – soal TOEFL
sendiri.
25 January 2017, saat itu, aku dinyatakan lulus sebagai
sarjana Oseanografi Undip. Mulai sejak itu, aku mulai apply2 berbagai jenis
beasiswa yang ada. Mungkin ada sekitar 10 beasiswa yang aku apply. Beberapa
diantaranya ada yang lulus sampai tes bahasa, seleksi dokumen, atau gagal sama
sekali. Ada juga yang saat itu aku dinyatakan lulus, tetapi terus saja ada
halangan yang membuatku pada akhirnya tidak bisa menerima beasiswa tersebut.
Awal September 2017, menurutku, ini adalah titik terdown
diriku, di mana, beasiswa yang mungkin aku harapkan pun gagal. Ada beasiswa
yang lulus, tapi entah kenapa ada suatu hal yang membuatku sangat sulit untuk
bisa berangkat. Hingga pada akhirnya, Allah masih baik padaku. Tepat saat
kegagalanku yang bertubi – tubi, aku mendapatkan tawaran untuk menjadi Research
Assistant di Departemen dan Universitas di mana aku kuliah. Aku sangaat bersyukur. Bagiku, saat dalam
masa ku bekerja di awal2, aku masih sering merasa down, akan kegagalanku
sebelumnya. Memang saat itu tidak mudah.
Dengan kondisiku saat itu, maha baik Allah yang mengirimkan teman2 yang
baik untukku. Baik di tempat kerja maupun kos – kosan selalu ada teman yang
terus mensupport. Pada saat itu pula, aku mulai menyadari mengenai apa
sebenarnya hakikat tujuan hidup. Apa yang memang seharusnya kita cari dan yang
menjadi tujuan kita.
Sejak saat itu, mulai banyak hal yang bisa terjadi yang
tidak pernah bisa aku bayangkan sebelumnya. Termasuk pengalamanku bisa
mendapatkan INPEX Scholarship.
“Beasiswa INPEX merupakan sebuah beasiswa yang diberikan
oleh INPEX Scholarship Foundation, di bawah naungan INPEX Corporation, sebuah
perusahaan oil and gas dari Jepang. Setiap tahun, perusahaan ini memberikan
beasiswa untuk anak – anak Indonesia yang ingin studi bidang Natural Science di
Universitas – Universitas di Jepang. Beasiswa ini mengcover semua hal, mulai
dari tiket pesawat bagi yang lolos ke tahap interview (dari daerah asal ke
Jakarta), biaya kursus Bahasa Jepang, Tiket PP Indonesia – Tokyo, Living Cost,
Tuition Fees, Asuransi dan lainnya. Link beasiswa ada di sini : http://www.inpex-s.com/announce-of-scholarship/"
Saat itu, aku ingat sekali. Aku mendapatkan notifikasi
mengenai pembukaan pendaftaran beasiswa INPEX di bulan September 2017. Yup, saat
itu adalah saat – saat yang tidak mudah bagiku. Saat di mana aku berada di
titik terdownku. Aku mendapatkan pengumuman pendaftaran beasiswa INPEX dari
seorang temanku. “Nop, kamu gak coba beasiswa Jepang? Ini ada pembukaan
beasiswa Jepang lo,” gitu kira2 katanya. Saat itu, aku hanya membuka link
website yang dikirimkannnya. Tiba2 ku sadar, bahwa hanya ada 3 orang mahasiswa
yang akan diterima dalam beasiswa INPEX. Saat itu, jujur, aku sangatlah
pesimis, karena peluang beasiswa ini hanya 1 banding xxxxx. Ditambah, TOEFL ITP
ku saat itu juga belum mencapai 550. IELTS juga belum punya. Dan berapa banyak
juga orang Indonesia yang mendaftar beasiswa ini. Pikirku, sepertinya ini
peluangnya kecil.
Semakin hari, aku masih saja belum yakin. Akhirnya, aku
memutuskan untuk konsultasi saja dengan dosenku yang lulusan Jepang. Kemudian,
kata beliau, mengapa tidak ku coba saja beasiswanya ? Tidak ada salahnya untuk
mencoba kan ? Dan kebetulan saat itu, beliau bercerita kalau beliau ada teman
yang concern dalam bidang energy laut, khususnya offshore wind energy. Lalu,
beliau meminta saya untuk email sajalah Sensei tersebut. Pada akhirnya, aku
kirimkanlah email ke Senseiku.
Alhamdulillah, emailku mendapat tanggapan yang sangat
positif dari Sensei. Beliau memintaku untuk bisa melakukan interview. Saat itu,
posisiku sedang mendeadline 3 aplikasi beasiswa. Ingat benar saat menjelang
interview itu, aku masih saya menyiapkan form surat rekomendasi yang ingin aku
ajukan kepada dosenku. Karena dosenku merupakan salah satu pejabat di
universitas dan agak sibuk, sehingga saat beliau memintaku untuk menghadap,
segeralah aku ke rektorat. Padahal 1 jam lagi interview. Aku sangat khawatir
sekali saat itu. Karena menurutku Jepang sangatlah ontime. Maka, Sensei pun akan
lebih ontime pastinya. Bad news, saat aku sudah tiba di rektorat, dosenku
meminta menunggu sebentar, karena tiba2 beliau kedatangan tamu yang memang
sangat2 penting. 10 menit, 15 menit, 20 hinggaaaa 35 menit dan belum juga
selesai. Pada akhirnya, dengan sangat terpaksa, aku meminta ijin kepada
sekretarisnya. Saat itu, sudah menunjukkan pukul 11 : 35.
Interviewku dimulai
pukul 12 : 00. Lalu, berjalanlah ku dengan tergesa – gesa dari rektorat sampai
lab terpadu, karena memang aku tidak punya motor. Tadinya mau naik ojek online
tapi entah kenapa saat itu susaahh sekali dan akhirnya ku memutuskan untuk
berjalan kaki. Sampai lab terpadu, kira2 pukul 11 : 45. Aku langsung open
laptop. Tiba2 handphoneku berdering, astagfirullahh Sensei udah Call duluan via
Skype -_____-. Aku cemas sekali, karena laptopku saat itu juga lemot banget
super lemot pokonya. Ada acara hang juga dan koneksi internet tiba2 gak bisa ke
laptop. Ya, aku tetap mencoba untuk tetap tenang. Ku angkat saja Skype via
handphone. OMG, interview 12 :00, jam 11 : 45 udah ditelepon :’D. Jepang memang
sangatlah disiplin. Setelah laptopku agak beres, aku meminta izin ke Sensei
untuk interview pindah media, karena saat itu, dosenku (teman Sensei) ikut
skype juga. Alhamdulillah, interview akhirnya berjalan lancar dan Sensei
bersedia menjadi supervisorku.
Setelah seluruh dokumen beasiswa INPEX selesai ku siapkan,
pada akhir Oktober 2017, ku kirimkan via pos. Sebelum dikirim, ku liatinn aja
tu dokumen sambil ku solawatin haha. Dalam hati masih ada rasa gak percaya,
tapi aku terus mencoba berpikiran positive. Mana ada si di dunia ini yang tidak
mungkin kalau yang di Atas sudah berkehendak ?
Desember 2017. Ini adalah akhir tahun di mana beberapa
beasiswa pengumuman finalnya adalah bulan ini. Yup, awal Desember. Tiba – tiba
ada email masuk dari unversitas di Arab Saudi yang saat itu ku apply
beasiswanya. Ternyata, aku gagal. Lalu, dipertengahan bulan Desember, saat aku
pulang dari kerja. Aku mendapatkan email notifikasi dari universitas di
Australia, lagi – lagi aku gagal. Saat itu, aku sempat berpikir, gimana yang
nasib gw? Kira2 bisa gak yaa dapat beasiswa lagi?
Akhirnya, kedua orang tuaku pun memintaku untuk daftar
sajalah Universitas dalam negeri. Ini kan kalau dalam negeri ada buka-an
semester juga to untuk memulai kuliah di semester genap. Akhirnya aku bukalah
beberapa website universitas dalam negeri yang aku agak cocoklah jurusannya.
Dan gak tau kenapa, semua pendaftarannya sudah ditutup sejak bulan November.
Bahkan nama – nama peserta yang lulus sudah diumumkan pula. Jleebbb -___-. Padahal
memang tadinya aku berencana, kalau misal masih gagal sampe Desember, gak
apalah ambil s2 dalam negeri. Ternyata, akupun tidak memiliki kesempatan untuk
itu.
Liburan natal menjelang. Dan hari ulang tahunku juga
menjelang. Wkwkw apa hubungannya coba -__-. Saat itu aku ingat sekali. Hari itu
Jumat. Hari terakhir kerja sebelum liburan natal. Menjelang magrib seperti
biasa ku bersiap – siap untuk solat. Tiba2 HP ku berbunyi. Ada sebuah nomor
Jakarta. Siapa ini ku pikir nelpon sore – sore. Tiba2, ternyata yang nelpon
adalah INPEX dan aku lolos ke tahap interview. Masya Allah………! Aku bener2 kaget
sore itu. Tidak ada tanda – tanda apapun sebelumnya. Lalu, INPEX memintaku
untuk interview di kantor INPEX Jakarta awal Januari. INPEX pun juga memberikan
tiket PP Garuda Indonesia, alhamdulillah. Mimpi apa aku, mau nangis rasanya :’D.
Menjelang interview, berbagai persiapan pun aku lakukan.
Mulai dari konsultasi ke beberapa awardees INPEX sebelumnya, les privat Bahasa
Jepang, diskusi riset via email dengan Sensei, nyiapkan berkas – berkas kayak
piagam2, dst. Hingga akhirnya, H – 2 interview, aku pun jatuh sakit. Haduhh,
piye ki batinku. Akhirnya, langsung sajalah aku berobat ke dokter. Dan besoknya
ku langsung terbang ke Jakarta. Dalam kondisi dengan suara serak2 agak batuk2,
parahhh hahaha. Akhirnya, aku pasrahin ajalah semuanya ke Allah. Kalau beasiswa
ini memang rezeki ku, seberapa parahpun kondisiku, bagaimanapun keadaanku,
semuanya akan baik saja. Rezeki itu sudah diatur.
9 January 2018, saat itu aku menghadiri interview beasiswa
INPEX. Waktunya sangat on time sekali. Aku diminta untuk hadir pukul 10.00,
saat itu pula interview dimulai. Aku diinterview oleh 1 orang Jepang dan 3
orang Indonesia. Interview menggunakan
Bahasa Inggris. Prinsipku, adalah aku jawab ajalah apa adanya. Beginilah
kondisiku, pekerjaanku dan lainnya. Menurutku, udahlah jadi diriku sendiri aja.
Beberapa hal yang saat itu ditanyakan adalah mengenai rencana riset, rencana ke
depan, keluarga, Bahasa Jepang, hobi dan kesan2 saat kuliah s1. Kurang lebih
ituu si yang ditanyakan.
Di akhir wawancara, aku bertanya mengenai kapan pengumuman
beasiswa ini. Kemudian, menurut INPEX, beasiswa ini akan diumumkan pada akhir
bulan Januari sekitar tanggal 28.
Setelah itu, aku pasrahkan saja semuanya kepada yang di
Atas. Aku memiliki pandangan bahwa, apapun itu hasil beasiswanya, semuanya
adalah yang terbaik. Karena, kita pun juga tidak tau, bagaimana kondisi kita ke
depan. Ikhlas aja pokoknya dah.
22 January 2018, saat itu aku pulang kerja. Entah kenapa
hari itu aku merasa sangat suntuk seharian. Akhirnya, akupun beli bakso sore
itu, lalu aku bawa pulang ke kosan. Lalu, aku makanlah tu bakso haha. Jadi
cerita bakso btw wkwkw. Setelah kenyang, saat menunggu magrib, ku buka buka HP.
And as always, selalu banget, aku kalo mau mengakhiri buka HP, pasti aku cek
Facebook dan Email. Tiba2, aku buka email daannnnn ada email dari INPEX “Anda
dinyatakan lulus beasiswa INPEX. Masya Allah. Saat itu juga jujur, aku nangis.
Ya Allah setelah sekian lama menunggu kepastian :’).
Aku sangatlah bersyukur. Kadang, sesuatu yang kita anggap
berat atau tidak mungkin, bisa saja menjadi mungkin. Sebab, bagi Allah, semuanya
mudah saja. Yang penting adalah kita selalu yakin dan percaya bahwa apapun yang
diberikannya, semuanya adalah yang terbaik. Kegagalan atau keberhasilan
sekalipun sesungguhnya adalah cobaan. Ya, semua yang terjadi, adalah menjadi
sebuah pelajaran hidup. Maka, kalau mau minta sesuatu, perbaiki dulu niatnya.
Yakin saja pada pemiliknya. Hidup tidak akan terasa sulit jika kita ikhlas
menerima dan bersyukur. Di akhir cerita, kita baru tau kan, bagaimana rencana
terbaikNya ? Jadi, yakin dan percaya saja. Serahkan semuanya ke yang di Atas. Yang
penting kita terus berusaha sebaik mungkin. Rezeki orang lain, tidak bisa kita
ambil, pun juga rezeki kita yang tidak akan jatuh ke tangan orang lain. Tenang
saja, semuanya sudah di atur. Selalu bersyukur, ikhlas dan sabar.
keren banget kak Inov, sangat inspiratif... Aku ikut seneng waktu kakak keterima beasiswa ke Jepang. Tetap semangat kak Inov :)
BalasHapussemangat juga ummu. semoga bisa nyusul ke jepang. Aamiin :)
HapusAssalamualaikum Kak! Aku dari THP Undip. Penutup kisah yang sangat luar biasa Kak, aku kagum :')
BalasHapusSalam kenal Kak! Sukses selalu
Waalaikumussalam. Halo Shabrina. Salam kenal juga ya 😊
Hapusaamiin.
terima kasih shabrina doanya. sukses juga ya!
Halo, saya juga apply inpex tahun ini, semoga saya dapat kabar baik haha. Terima kasih teman-teman yang sudah menulis pengalamannya.
BalasHapusHalo Dina :)
HapusAamiin. sukses ya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusJadi makin semangat mau nyusul ke Jepang.. :)
BalasHapusNgomong" kakak ambil jurusan apa disana? Kampusnya di mana?