Rezeki Tidak Terduga
Hari ini aku dapat kabar bahagia. Temanku dinyatakan lulus
beasiswa PMDSU. PMDSU merupakan salah satu program beasiswa yang ditawarkan
oleh pemerintah Indonesia (Program S2 lanjut S3). Di sini, aku hanya ingin
menceritakan perjalanan panjang yang telah ia tempuh. Semoga, cerita ini bisa
menjadi pelajaran untuk kita semua.
Tepat sekitar satu tahun yang lalu (Agustus 2017), dia
diwisuda dan telah dinyatakan sebagai sarjana. Mungkin, bagi sebagian seorang sarjana, memiliki kegalauan yang besar. Misalnya, apakah ingin lanjut
S2 atau lanjut bekerja. Terkadang juga saran dari orang tua menambah kegalauan,
misalnya papa maunya lanjut S2 tetapi, mama ingin lanjut bekerja saja. Hal itu,
mungkin bisa semakin memecahkan pikiran.
Akhirnya, karena terlalu banyaknya opsi, dia lebih
memutuskan untuk belajar bahasa Inggris ke Pare, untuk persiapan tes IELTS
sambil apply beberapa pekerjaan. Dari sinilah perjuangan dimulai.
Saat itu, Pare menjadi saksi, tentang arti perjuangan, hidup
dan bekerja keras. Perjalanan yang ditempuh (Semarang – Pare), bukanlah
perjalanan yang singkat. Terlebih lagi, belajar di Pare tidak cukup hanya sebulan,
tetapi bahkan berbulan – bulan untuk mempersiapkan tes IELTS yang “berat”.
Belum lagi, biaya yang telah dikeluarkan, mulai dari biaya kursus, biaya kos,
juga biaya hidup di sana.
“Hidup memang harus dilalui dengan sabar, ikhlas dan prihatin. Tetapi
usaha, tidak boleh pudar.”
Berbulan – bulan yang ditempuh, seakan tidak terasa, waktu
kian habis. Kian mendekat, untuk menantang diri untuk mencoba untuk tes IELTS (real
test). Akhirnya, dia pun memutuskan untuk kembali ke Semarang, untuk mencoba
test.
Saat ingin mengambil test pun, kegalauan kembali muncul.
Salah satu aplikasi lamarannya ke suatu perusahaan diterima. Akan tetapi, ia
masih ragu, untuk mengambilnya atau tidak. Terlebih, lokasi bekerjanya adalah
Jakarta. Ya, Jakarta itu keras !
Akhirnya, kesempatan untuk bekerjanya, tidak diambil. Lalu,
ia pun menekatkan diri untuk ambil tes IELTS di IDP, dengan biaya tes IELTS
yang cukup mahal. Tetapi apa boleh buat, “Kita tidak akan pernah tau jika kita tidak
berani mencoba”.
Sambil menunggu hasil tes IELTS, beasiswa LPDP pun dibuka.
Akhirnya, dengan penuh kenekatan, ia mencoba apply, dengan meminta surat
rekomendasi ke dosen di kampus. Saat itu, aku tau, mungkin dia sedih, atau mungkin.....…
merasa bagaimana nasibnya di masa depan? Luntang – luntung sana sini. Sedangkan
teman2 lainnya sudah banyak yang bekerja dengan gaji bagus, di perusahaan
ternama, bahkan ada yang sudah dapat beasiswa luar negeri.
“Aku tau, mungkin saat itu kau merasa sedih. Merasa bahwa Allah itu
tidak adil sama sekali. Tetapi, satu hal yang kau tidak tau adalah rencana -Nya
di masa depan yang telah digariskan-Nya untukmu”.
Tak lama setelah pembukaan beasiswa LPDP, dibukalah beasiswa
PMDSU (Program Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul). Terdapat beberapa
promotor yang membuka aplikasi untuk mahasiswa yang ingin mendaftar. Saat itu,
dia ingin mencoba, tetapi, keraguan itupun masih sering muncul. Apakah bisa aku
lolos jika yang diterima hanya sejumlah orang itu ?
“Ketahuilah bahwa rencana Allah itu tidak bisa dihitung dengan
matematika, atau logika sekalipun. Tidak ada yang tidak mungkin jika Ia sudah
berkehendak. “
Akhirnya, ku yakinkan saja bahwa dia bisa. Lalu,
diputuskanlah untuk apply PMDSU dengan promotor X di Universitas A. Pesanku untuknya saat itu adalah, kalau kamu apply, kamu harus
bersungguh – sungguh melakukan semuanya. Aplikasi yang kamu ajukan, buatlah
sebaik mungkin. Ketahuilah, ada beribu – ribu orang di luar sana yang ingin
lolos dalam beasiswa itu. Jadi, usahalah sebaik – baiknya. Berikan kemampuan
terbaikmu. Dan satu hal yang penting, “Jangan
pernah mengabaikan doa orang tua, karena itu adalah kunci”.
Akhirnya, dia memutuskan pergi ke kota itu hanya untuk
menemui promotornya. Tetapi, ternyata saat itu usahanya tidak berjalan mulus.
Salah satu berkas yang diminta adalah TPA Bappenas. Ia tidak punya sertifikat
TPA. Saat ia searching, tes TPA Bappenas yang ada adalah setelah deadline
pengumpulan dokumen ke universitas. Oh no! Dia mulai pesimis.
Saat itu, aku mencoba memberi saran kepadanya, apa tidak
kamu lobi saja panitianya, mungkin saja bisa. Dan benar saja, pengumpulan TPA
tidak apa2 lewat dari deadline, hanya jika hasil tes sudah keluar, dia harus
segera mengumpulkannya.
Lalu, ditempuhlah beberapa tahapan ujian PMDSU.
.
.
.
.
.
Dan akhirnya, hari ini…. Aku mendapatkan kabar bahwa Ia
Lolos. Yup, dia lolos beasiswa PMDSU.
Masya Allah, Alhamdulillah.
Aku pun sangat bersyukur akan keberhasilannya. Mengingat
perjuangan yang telah dilakukannya.
“Mungkinkah ia pernah menyangka jika akhirnya seperti ini ?”
“Bagaimana jika dulu,
ia berputus asa dan tidak berusaha, atau bahkan larut dalam ketidak-tenangan ?”
“Ketahuilah bahwa
rencana Allah itu indah. Sebagai manusia, kita harus percaya akan qadha dan
qadharnya.”
“Setiap kejadian yang
ada pasti ada hikmahnya. Entah itu maksudnya untuk menambah kesabaran kita,
keikhlasan kita…”
“Percayalah bahwa
semuanya adalah yang terbaik J ”
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (QS. At-Thalaq: 2-3).
Komentar
Posting Komentar